Gagalkan Penyelundupan Sabu 13,6 Kg di Hari Pertama Amankan Perbatasan oleh Satgas Pamtas Yonif 645 wa/Gty
BORNEO NUSANTARA NEWS - Bengkayang, Gagalkan upaya penyelundupan Narkotika jenis Sabu seberat 13,6 Kilogram di hari pertama melaksanakan tugas pengamanan wilayah perbatasan di Sektor Timur Provinsi Kalimantan Barat, Satgas Pamtas RI - Malaysia Yonif 645/Gardatama Yuda pada hari Selasa (31/5) siang di Desa Semunying, Kecamatan Jagoi Babang, Bengkayang, Kalimantan Barat.
Sabu asal Malaysia tersebut berhasil digagalkan masuk wilayah Indonesia oleh personel Satgas Pamtas Yonif 645/Gty dari Pos Pamtas Kumba Semunying. Selain barang haram tersebut, Satgas juga berhasil mengamankan satu orang yang diduga pelaku atau kurir berinisial IKM. Pria 22 tahun asal Desa Bakaru, Ulu Sadang, Pinrang, Sulawesi Selatan.
Baca Juga : Bupati Bengkayang Memaparkan Strategi Membangun Daerah Melalui Acara Gawai Dayak
Kapendam XII/Tpr, Kolonel Inf Hendra Purwanasari, S.Sos melalui keterangan tertulisnya menjelaskan, kronologis kejadian awalnya pada hari Senin (30/5) malam Danpos Kumba Semunying Letda Inf Chandra mendapat informasi dari masyarakat bahwa akan ada pelintas batas yang menyelundupkan Narkoba jenis sabu.
"Setelah informasi diterima dan melaporkan kepada Dan SSK II, kemudian Danpos Kumba Semunying menindaklanjuti informasi tersebut dengan menurunkan personelnya untuk melaksanakan pengendapan atau Ambush," jelasnya.
Selanjutnya kata Kapendam, pada hari Selasa siang sekitar pukul 11.30 Kopda Feri bersama empat anggota dari Pos Kumba Semunying lainnya yang saat itu melaksanakan ambush di wilayah perkebunan sawit di Desa Semunying mendapati pelaku sesuai informasi yang diterima. Terhadap orang tersebut dilakukan pemeriksaan sesuai Protap dan berhasil diamankan dari IKM sebanyak 13 paket sabu yang dikemas dalam bungkus teh Cina merek Guayinwang.
Baca juga: Tiga Fitur Terbaru dari WhatsApp Bisa Segera Coba Sekarang
"Untuk pemeriksaan lebih lanjut, saat ini pelaku beserta barang bukti masih diamankan di Pos Pamtas Kumba Semunying," kata Kolonel Inf Hendra Purwanasari mengakhiri. (ZN)
