Institut Teknologi Bandung Latih Perajin Ketapang untuk Ekspor Produk Industri Kreatif
Borneo Nusantara News - Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB) akan kembali mengunjungi Ketapang pada Juni mendatang. Kunjungan tersebut dalam rangka pelatihan pengembangan produk industri kreatif di Ketapang yang merupakan tahun Kedua.
Dalam rencana, Tim Peneliti ITB yang di Ketuai Dr. Sulistyaningsih akan menjadikan Ketapang sebagai tempat Pengembangan Produk Industri Kreatif setiap tahun. Hal tersebut disampaikan pada Pertemuan Tim Peneliti, Ahli, Praktisi, Penyuluh Pertanian dan Perajin Ketapang melalui media Zoom Sabtu Sore (21/05).
"Tim Pelatih dari FSRD ITB sudah memiliki rencana jangka panjang untuk menjadikan Ketapang sebagai Kota Binaan, Ketapang dijadikan Tempat Pengembangan Produk Industri Kreatif dengan bahan baku alam yang tersedia, Dan ini Tahun Kedua kami ke Kota Ketapang," Ujar Dr. Tri Sulistyaningsih dalam rapat Persiapan bersama Para Pakar dan Ahli yang akan ikut dalam program ini.
Hadir dalam pertemuan ini, yaitu Adi Supriadi selaku Tokoh Asli Ketapang dan Ahli Branding dan Sosial Media Marketing, Yani Suryani, M,Hum selaku Ahli Budaya dan Humaniora, Dr. Husein Hendriyana, Pakar Desain Produk Industri Kreatif, Evi Fauziah Dosen Muda ITB, Sira, dan Muhammad Hafidz, Mahasiswa yang turut serta dalam Program ini.
Dari Ketapang Dihadiri Muhammad Ilham sebagai Penyuluh Pertanian dan Pembina Para Perajin Area Matan Hilir Selatan dan Bu Ida sebagai Ketua Kelompok Wanita Perajin Sungai Beban.
Dalam kesempatan tersebut, Husen Hendriyana sebagai Narasumber menjelaskan agar produk Kerajinan Ketapang khususnya dari bahan baku Pandan tidak lagi hanya menyediakan untuk kebutuhan kematian tetapi juga sudah sampai menyediakan anyaman pandan berupa sendal hotel, jika hotel di Ketapang sudah banyak.
“Selain itu, Bahan Baku dari Pandan ini tidak hanya berupa anyaman saja, tetapi bisa dikembangkan menjadi tambang, Tambang yang terbuat dari Pandan ini bisa dilolah lagi menjadi produk jadi, Seperti Kursi salah satunya, kekuatannya kursi dari tambang berbahan baku pandan bisa diduduki dengan berat 110 Kg, artinya sangat kuat, dan ini bisa jadi potensi ekonomi yang bagus untuk Para Perajin Ketapang jika diluar ke luar negeri," kata Husen menjelaskan.
Sementara itu Ida, Ketua Perajin di Sungai Bemban didampingi Muhammad Ilham Penyuuh Pertanian Desa Sungai Besar menambahkan bahwa bahan baku kerajinan industri kreatif di Sungai Bemban bukan hanya pandan, tetapi juga sabut kelapa, batok kelapa, Nipah, Bemban dll. Potensi Bahan Baku Industri Kreatif di Ketapang sangat berlimpah, tetapi kreativitas perajin masih perlu ditingkatkan lagi melalui pelatihan dan pendampingan para pakar.
“Potensi di Ketapang banyak yang bisa dikembangkan, hanya saja perlu ada pihak yang bisa membawa Kami untuk bisa menembus pasar lebih luas lagi, bukan hanya ketapang, selain itu harapan Kami tim Pelatih dari Bandung bisa membawa alat-alat kerja yang bisa menjadi contoh Kami buat dalam mengolah bahan baku seperti Pandan, Sabut Kelapa dll,“ terang Ida dengan Semangatnya.
Di dalam rapat yang sama, Adi Supriadi yang hadir sebagai Tim Trainer ITB dan juga Ahli Branding dan Sosial Media Marketing STEBI Global Mulia Cikarang menyampaikan bahwa di tahun kedua kedatangan tim ITB bukan lagi Training mengenai Desain Produk dan Branding seperti tahun lalu.
Pelatihan tahun kedua ini fokus pada proses dan memperkenalkan teknik twist ropes pada pengolahan tanaman pandan. Selain itu, tahun kedua ini Kita akan sampaikan kepada Perajin di Ketapang Peluang Ekspor jika produk kerajinan lebih Kreatif.
“Jika tahun 2021 lalu, Pelatihan Kita seputar Desain Produk dan Wawasan Sosial Media Marketing. Tahun 2022 ini Insyaa Allah tentang Kreativitas dan Pengembangan Produk serta Potensi Pemasaran Produk Kerajinan di Marketplace. Kita akan kenalkan pasarketapang.com kepada perajin, karena target tahun lalu memang Kita bisa mendirikan marketplace sendiri, nah tahun ini sekaligus sosiasilasi dan cara pemanfaatan marketplace yang sudah ada,“ papar Adi Supriadi kepada Media.
Pria kelahiran Ketapang yang bertekad kuat untuk membawa para ahli ke Ketapang dalam rangka meningkatkan SDM serta pengembangan potensi produk dengan potensi alam di Ketapang ini menambahkan, bahwa melalui Pakar Desain Produk Husen Hendrayana, akan membawa katalog produk contoh dan alat-alat yang bisa dibuat untuk membantu para perajin dalam mempercepat hasil produk kerajinan.
Untuk Pembuatan Katalog Produk-produk anyaman dan tambang dari pandan akan disusun oleh tim PPM dari Kelompok Keahlian Literasi, Media & Budaya FSRD ITB Bandung.
“Selain Pandan, Kita juga akan melihat apa saja potensi-potensi alam yang bisa kembangkan jadi kerajinan di Ketapang dan berpotensi ekspor ke luar Negeri,“ harapan Adi.
Tim Pelatih dari ITB berdasarkan hasil Survey awal melihat bahwa Para Perajin Di Sungai Bemban baru mengenal teknik anyaman saja belum mengenal teknik gulung untuk dijadikan tambang. Dari tambang pandan tersebut telah diteliti oleh Dr Husen Hendriyana, Pakar Desain Produk dan Staff pengajar dari Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung berkolaborasi dengan Peneliti KK LMB FSRD ITB.
Selain itu, Tim Peneliti dan Pelatih FSRD ITB juga akan melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Ketapang agar memberikan kesempatan kepada para Perajin membuat lapak-lapak khusus para Perajin di daerah Wisata di Ketapang, seperti Pantai Pecal salah satunya yang kabarnya selalu ada pengunjung setiap hari maka sudah saatnya punya tempat penjualan Souvenir Produk Kerajinan Asli Ketapang.
“Terkait Peningkatan Anyaman pandan menjadi Tali Tambang Pandan, jika Perajin Sungai Bemban berhasil maka ini akan menjadi Potensi penghasilan PAD Daerah, potensi ekspornya besar dan banyak Trader luar negeri mencarinya, Semoga Perajin Pandan Ketapang bisa mengikuti jejak Perajin Anyaman Pandan Pangandaran jawa barat untuk bisa sama-sama jadi supplier untuk Ekspor,“ tutup Tri Sulistyaningsih. (AS)